Senin, 09 Juli 2012

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH


Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, adalah perguruan tinggi negeri yang terdapat di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh saat ini memiliki 3 buah jurusan yaitu Teknologi Pertanian, Budidaya Tanaman Perkebunan dan Budidaya Tanaman Pangan.
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi jalur vokasi (profesional) bidang pertanian. Proses pendidikan dilakukan dengan orientasi menghasilkan lulusan yang terampil, profesional, berwawasan lingkungan dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian secara luas, mulai dari budidaya, prapanen, pascapanen dan pemasaran dengan kemampuan managerial yang tangguh.

Program studi

Politeknik Pertanian Payakumbuh memiliki 8 program studi tingkat Diploma III (D-III) dan 2 program studi tingkat Diploma IV (D-IV).

Struktur Organisasi

  • Direktur : Ir. Deni Sorel, M.Si
  • Pembantu Direktur I : Ir. Gusmalini, M.Si
  • Pembantu Direktur II : Ir. Benny Satria Achmad, MP
  • Pembantu Direktur III : Ir. Yudistira, M.Si
  • Wakil Manajemen Mutu (WMM) : Ir. Rahzarni, MP
  • Ketua Jurusan Tanaman Perkebunan : Ir. Ardi Sardina Abdullah, MP
  • Sekretaris Jurusan : Ir. Ismet Suryadi, M.Si
  • Ketua Jurusan Tanaman Pangan : Ir. Setya Dharma, M.Si
  • Sekretaris Jurusan : drh Prima Silvia Noor, M.Si
  • Ketua Jurusuan Teknologi Pertanian : Ir. Harmailis, M.Si
  • Sekretaris Jurusan : Reni Ekawaty, S.Si, M.Si
  • Ketua Program Studi :
  1. Budidaya Tanaman Perkebunan : Ir. Amaliyah Syariah, MP
  2. Teknologi Produksi Tanaman Pangan : Ir. Anidarfi, MP
  3. Produksi Hortikultura : Sentot Wahono, SP, M.Si
  4. Agribisnis : Mukhlis, A.Md, SP, MP
  5. Peternakan : Nilawati, SPt, MP
  6. Tata Air Pertanian : Weri Susena ES, S,TP, MP
  7. Mesin Peralatan Pertanian : Ir. Irwan A, M.Si
  8. Teknologi Pangan : Ir. Ermiati, M.Si
  • Kordinator D-IV
  1. Manajemen Produksi Pertanian : Roni Afrizal, SE, M.Si
  2. Manajemen Perkebunan : Elviati, SP, MP
  • Kasubag :
  1. Kasubag Umum : Dermawan, S.Sos
  2. Kasubag Kepegawaian : Yuzalman
  3. Kasubag PSI : Elfijon, SH
  4. Kasubag Akademik : KH. Israr, SP
  • Unit Pelaksana Teknis (UPT)
  1. UPT Farm : Ir. Amrizal, MP
  2. UPT Labor : Ahsan Taqwim ST
  3. UPT Bengkel : Ir. Musdar Effy Djinis, MP
  4. UPT Perpustakaan : dra. Netty Yuliarti, M.Si
  5. UPT Komputer dan SI : Ir. Darmansyah, MP
  6. UPT Kerjasama : Ir. Kresna Murti, MP
  • Kepala P3M : Dr. Ir. H. Agustamar, MP
  • Kepala Unit Penjamin Mutu / Wakil Manajemen Mutu (WMM) : Ir. Rahzarni, MP
 Sumber : http://www.organigram.blogspot.com/

Program Terbaru

Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) SMK Kolaboratif

          Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional akan menyelenggarakan Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) SMK Kolaboratif. Sebagai program rintisan, pada tahun anggaran 2011 program ini dibatasi khusus untuk bidang pertanian.Melalui program tersebut, lulusan D3 Pertanian akan dididik pada jenjang D4 di Politeknik dan LPTK secara terintegrasi untuk mengembangkan kompetensi keahlian produktif maupun kompetensi keahlian pendidikan, dilanjutkan dengan Pendidikan Profesi Guru dengan pola PPL satu semester sebagai guru SMK di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

          Rintisan Program PPGT SMK Kolaboratif dimaksudkan untuk memenuhi kekurangan guru SMK di daerah yang masuk kategori 3T. Untuk itu,peserta Rintisan Program PPGT SMK Kolaboratif  diprioritaskan untuk lulusan program D3 yang berminat menjadi guru SMK di daerah 3T dengan persyaratan sebagai berikut :
a.    Memiliki kualifikasi akademik minimal lulus Program D3 dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
b.    Bersedia mengikuti pendidikan sesuai peraturan;
c.    Setelah lulus pendidikan bersedia ditugaskan di wilayah 3T;
d.    Berbadan sehat dibuktikan dengan surat keterangan dokter
e.   Bebas napza (narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya) dibuktikan dengan surat keterangan dari        instansi yang berwenang.

        Program PPGT SMK Kolaboratif ini dilaksanakan di empat  Politeknik seluruh Indonesia yaitu sebagai berikut :
1.    Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Jl. Raya Tanjung   Pati Km 7, Payakumbuh,Telp. 0752 – 7750220

2.    Politeknik Negeri Lampung, Jl. Soekarno Hatta – Rajabasa, Bandar Lampung, Telp.0721 – 703995

3.    Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Jalan Adisucipto Penfui Kupang PO BOX 1152 Kupang, Telp. 0380 – 881600, 881601

4.    Politeknik Pertanian Negeri Jember, Jl. Mastip Kotak Pos 164 Jember, Jawa Timur,Telp. 0331 – 333532, 333533







Klasifikasi tanah
 Klasifikasi tanah memiliki berbagai versi. Terdapat kesulitan teknis dalam melakukan klasifikasi untuk tanah karena banyak hal yang memengaruhi pembentukan tanah. Selain itu, tanah adalah benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses perubahan. Tanah terbentuk dari batuan yang aus/lapuk akibat terpapar oleh dinamika di lapisan bawah atmosfer, seperti dinamika iklim, topografi/geografi, dan aktivitas organisme biologi. Intensitas dan selang waktu dari berbagai faktor ini juga berakibat pada variasi tampilan tanah.
Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang membentuk profil tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada tanah yang terbentuk.
Berdasarkan kriteria itu, ditemukan banyak sekali jenis tanah di dunia. Untuk memudahkannya, seringkali para ahli melakukan klasifikasi secara lokal. Untuk Indonesia misalnya dikenal sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo (1957-1961) yang masih dirujuk hingga saat ini di Indonesia untuk kepentingan pertanian, khususnya dalam versi yang dimodifikasi oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak) pada tahun 1978 dan 1982.
Pada tahun 1975 dirilis sistem klasifikasi USDA (Departemen Pertanian AS). Sistem ini dibuat karena sistem-sistem klasifikasi lama saling tumpang tindih dalam penamaan akibat perbedaan kriteria. Dalam pemakaiannya, sistem USDA memberikan kriteria yang jelas dibandingkan sistem klasifikasi lain, sehingga sistem USDA ini biasa disertakan dalam pengklasifikasian tanah untuk mendampingi penamaan berdasarkan sistem FAO atau PPT (Pusat Penelitian Tanah). Kelemahan dari sistem ini, khususnya untuk negara berkembang, adalah kriterianya yang sangat mendasarkan pada analisis laboratorium yang rinci, sehingga para praktisi sulit untuk mendefinisikan langsung di lapangan. Walaupun demikian, sistem USDA sangat membantu karena memakai sistem penamaan yang konsisten.
Untuk komunikasi di antara para ahli tanah dunia, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengembangkan sistem klasifikasi tanah pula sejak 1974. Pada tahun 1998 kemudian disepakati dipakainya sistem klasifikasi WRB dari World Reference Base for Soil Resources, suatu proyek bentukan FAO, untuk menggantikan sistem ini. Versi terbaru dari sistem WRB dirilis pada tahun 2007.

Sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo
Taksonomi tanah berdasarkan sistem Dudal-Soepraptohardjo mendasarkan pada penampilan profil tanah dan sejumlah ciri-ciri fisika dan kimia. Dasar sistem ini adalah dari Rudi Dudal, ahli tanah dari Belgia, yang dimodifikasi untuk situasi Indonesia oleh M. Soepraptohardjo. Sistem ini disukai oleh pekerja lapangan pertanian karena mudah untuk diterapkan di lapangan. Versi aslinya dirilis pada tahun 1957. Modifikasinya dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah pada tahun 1978 dan 1982. Sistem ini (dan modifikasinya) berlaku khusus untuk Indonesia, dengan mengadopsi beberapa sistem internasional, khususnya dalam penamaan dan pemberian kriteria.
Berikut adalah klasifikasi tanah Indonesia menurut sistem Dudal-Soepraptohardjo (D-S), diberikan dengan padanannya menurut empat sistem klasifikasi lain.

Dudal-Soepraptohardjo
(D-S) (1957-1961)
Modifikasi
PPT atas D-S
(1978/1982)
FAO/UNESCO (1974)[2]
World 
Reference Base
(WRB) (2007)
Soil Survey 
Staff USDA
(1975 – 1990)
Tanah aluvial
(endapan,alluvial soil)
Tanah aluvial


Andosol
Andosol
Andosol

Tanah Hutan Coklat
(Brown Forest Soil)
Cambisol
Cambisol
Grumusol
Vertisol

Vertisol

Kambisol, 
Latosol, Lateritik
Cambisol, 
 Litosol

Inceptisol, 


Litosol

Litosol


Entisol (subkelompok lithic)

Mediteran

Chromic Luvisols
Alfisol, Inceptisol

Organosol
Histosol
Histosol

Podsol
Podsol
Podzols

Merah Kuning



Kambisol

Cambisol

Inceptisol

Coklat Kelabu
Podsolik
Acrisol

Ultisol
Regosol
Regosol

Entisol, Inceptisol
Renzina
Rendzina

Calcic 
-
Ranker

Acidic 
Leptosols
-

Sistem Soil Taxonomy (USDA)
Sistem USDA atau Soil Taxonomy dikembangkan pada tahun 1975 oleh tim Soil Survey Staff yang bekerja di bawah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Sistem ini pernah sangat populer namun juga dikenal sulit diterapkan. Oleh pembuatnya, sistem ini diusahakan untuk dipakai sebagai alat komunikasi antarpakar tanah, tetapi kemudian tersaingi oleh sistem WRB. Meskipun demikian, beberapa konsep dalam sistem USDA tetap dipakai dalam sistem WRB yang dianggap lebih mewakili kepentingan dunia.
Sistem ini bersifat hierarkis. Pada aras pertama, terdapat penggolongan 12 (pada versi pertama berjumlah sepuluh) kelompok utama yang disebut soil order ("ordo tanah"). Mereka adalah
  1. Entisol (membentuk akhiran -ent)
  2. Inceptisol (membentuk akhiran -ept)
  3. Alfisol (membentuk akhiran -alf)
  4. Ultisol (membentuk akhiran -ult)
  5. Oxisol (membentuk akhiran -ox)
  6. Vertisol (membentuk akhiran -vert)
  7. Mollisol (membentuk akhiran -mol)
  8. Spodosol (membentuk akhiran -od)
  9. Histosol (membentuk akhiran -ist)
  10. Andosol (membentuk akhiran -and)
  11. Aridisol (membentuk akhiran -id)
  12. Gleisol (membentuk akhiran )
Penamaan berikutnya ditentukan oleh kondisi masing-masing order. Sistem USDA mempertimbangkan aspek pembentukan tanah akibat faktor aktivitas di bumi dan atmosfer.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/pedologi.